PERILAKU PENCEGAHAN IMS, HIV DAN AIDS WANITA PEKERJA SEKSUAL TIDAK LANGSUNG DI PUB KARAOKE DAN CAFE DI BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
Abstract
Latar Belakang – Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung yaitu wanita yang beroperasi secara terselubung sebagai penjaja seks komersial, yang biasanya bekerja pada bidang-bidang pekerjaan tertentu atau mempunyai pekerjaan utama lain dan secara tidak langsung menjajakan seks di tempat-tempat hiburan seperti pramupijat, pramuria bar / karaoke. Mereka termasuk dalam kelompok resiko tinggi dalam penyebaran kasus IMS dan HIV dan AIDS.
Tujuan – Tujuan penelitian adalah mendiskripsikan Perilaku Pencegahan IMS, HIV dan AIDS Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung Di Pub, Karaoke Dan Cafe Di Bandungan Kabupaten Semarang.
Metode – Penelitian ini berjenis studi kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara purpose sampling. Subjek dari penelitian ini adalah Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung di Bandungan Kabupaten Semarang khususnya di pub, cafe dan Karaoke, dengan kriteria inklusi sudah pernah melayani minimal 2 (dua) orang klien di tempat hiburan malam di Bandungan Semarang. Jumlah yang diambil adalah 9 (Sembilan) subjek yang berumur 17- 25 tahun pada saat pengambilan data dari sekitar minimal 60 (enam puluh) orang Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung di beberapa lokasi penelitian.
Hasil – Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar WPS Tidak Langsung mengakui bahwa mereka termasuk dalam kelompok resiko tinggi akan tetapi pengetahuan, dan praktik mereka terhadap upaya pencegahan IMS, HIV dan AIDS masih kurang.
Kesimpulan – Walaupun mereka setuju dengan pemakaian kondom sebagai upaya pencegahan yang baik, akan tetapi dalam prakteknya ketika beraktivitas seksual tidak selalu kondom mereka gunakan. Posisi tawar mereka masih rendah dalam negosiasi pemakaian kondom dengan klien. Mitos-mitos seputar IMS, HIV dan AIDS pun masih dipegang. Sedangkan dukungan dari keluarga dan teman sebaya lemah dalam upaya pencegahan IMS dan HIV dan AIDS. Untuk itu perlu kerjasama lintas sektoral Dinas Kesehatan, masyarakat khususnya lembaga swadaya, dan perguruan tinggi untuk mengintervensi komunitas Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung ini sehingga kasus IMS dan HIV dan AIDS di Bandungan Kabupaten Semarang dapat ditekan.
Â
Kata Kunci   :          Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung, perilaku, Pencegahan IMS, HIV dan AIDSFull Text:
Full TextDOI: https://doi.org/10.35720/tscbid.v1i2.15
Article Metrics
Abstract viewed : 184 timesFull Text files downloaded : 59 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.